Tribune Chicago, penerbit media yang dilanda krisis

Diposting oleh sigid kurniawan Rabu, 07 Oktober 2009

Media massa yang merupakan salah satu sumber informasi bagi masyarakat ternyata juga bisa mengalami krisis bahkan gulung tikar. Penyebab hal tersebut ternyata juga beraneka ragam, mulai dari oplah yang turun drastis, tergantikan posisinya dengan media-media baru, mulai berkembangnya jurnalisme online, jumlah iklan yang menurun, manajemen media yang kurang benar, dan sebagainya. Dan semuanya itu sangat dekat sekali dengan kehidupan media.

Pada tahun 2008 yang lalu, di Amerika Serikat, salah satu penerbit surat kabar yang tergolong besar mengalami gulung tikar. Pernerbit surat kabar tersebut adalah Tribune Chicago. Penyebab gulung tikar perusahaan media tersebut ialah adanya lilitan utang sebesar US $ 13 Milyar. Ditengah krisis yang sedang melanda perusahaan tersebut, pendapatan iklan juga terus menurun.

Tak hanya Tribun, media dan penerbitan lain pun demikian. Penerimaan iklan yang turun praktis melanda semua surat kabar dan media masa lainnya di AS. Jumlah pembaca mulai beralih ke internet. Konsumen dan pemasang iklan juga menangguhkan pemasangan iklan karena resesi ekonomi. Sekalipun banyak surat kabar yang masih meraih untung, mereka kini harus ekstra ketat menghitung arus kas untuk pembayaran bunga dan cicilan utang. Utang pihak tribune begitu banyak sehingga membuat pihak tribun menjual beberapa media yang ia punyai seperti Newsday ke Cablevision Systems Corp.
Entah proses manajemen seperti apa yang dilakukan sehingga Tribune Chicago tersebut mengalami krisis. Sebenarnya ada beberapa perusahaan surat kabar yang juga bermasalah dengan utang mereka. Namun, berbeda dengan Tribune, mereka bisa bernegosiasi dengan kreditur dalam menyesuaikan kembali target pembayaran dengan menaikkan tingkat suku bunga.

Begitulah dunia bisnis dalam media, ternyata proses manajemen itu sangat erat kaitannya dengan keberlangsungan hidup media (dalam konteks ini penerbit). Pihak tribune seharusnya mencari strategi maupun taktik baru untuk kembali menancapkan kukunya di dunia penerbitan media. Namun berpindahnya konsumen ke media onlen juga merupakan masalah yang serius. Dan memang hal tersebut sepertinya tidak bias dipungkiri lagi ketika proses penyebaran informasi kian dipermudah dengan hadirnya teknologi yang semakin murah dan mudah untuk digunakan.


Sigid Kurniawan, 153070139 kelas A

”XL

Admin