Myanmar merupakan negara yang terletak di kawasan asia tenggara. Negara yang ini mempunyai luas yaitu 680 ribu km2 dengan populasi penduduk yang berkisar lebih dari 50 juta jiwa ini, Myanmar tergolong negara yang sedang berkembang. Negara ini berbatsan langsung oleh negara Cina, Laos, Thailand dan India. Sehingga 80% penduduk Myanmar merupakan keturunan suku Mongoloid, dam selebihnya merupakan pendatang dari India, Pakistan serta orang Eropa.

Dahulu negara ini bernama negara Burma, karena mengingat warga yang berdomisili di Burma tidak hanya suku etnis Burma, maka tanggal 18 Juni 1989 pemerintah yang sedang berkuasa pada saat itu mengganti Burma menjadi Myanmar. Hal itu dimaksudkan supaya warga etnis non Burma juga merasa sebagai bagian dari negara. Namun ternyata nama Myanmar tidak sepenuhnya diakui oleh beberapa negara internasional seperti Amerika, Inggris dan Irlandia. Perubahan tersebut dilakukan oleh pihak Junta militer. Junta militer merupakan sebutan dari bentuk rezim dengan pemerintahan dengan kediktatoran militer.

Pemerintah Junta Militer melakukan aksi kekerasan untuk membubarkan demo-demo besar ini, Pagoda-pagoda disegel, para demonstran ditahan, dan senjata digunakan untuk membubarkan massa. Banyak biksu ditahan, beberapa diyakini disiksa dan meninggal dunia. Sepanjang Gelombang protes terjadi belasan orang diyakini menjadi korban, termasuk seorang reporter berkebangsaan Jepang, Kenji Nagai, yang ditembak oleh tentara dari jarak dekat saat meliput demonstrasi. Kematian warga Jepang ini memicu protes Jepang pada Myanmar dan mengakibatkan dicabutnya beberapa bantuan Jepang kepada Myanmar.

Bicara tentang media di Myanmar, sejak Junta Militer mengambil alih kekuasaan di Myanmar. Ruang gerak pers terasa amat sangat dibatasi. Media digunakan sebagai alat propaganda, monopoli pihak oposisi. Pemerintah melakukan sensor ketat terhadap segala informasi yang masuk di Myanmar. Banyak sekali wartawan yang diciduk, dipenjara bahkan disiksa sampai mati karena mencoba memberitakan kritikan untuk pemerintah atau hal-hal yang bersifat memberikan persepsi negatif bagi pihak pemerintah.

Maka jika dilihat dari teori Pers Siebert-Peterson-Schramm, maka melihat fenomena yang ada di Myanmar, negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara itu mempunyai sistem pers otoritarian. Segalam macam bentuk media yang memberitakan kabar ke massa harus mempunyai ijin dari pemerintah, seperti lisensi publikasi dan penyensoran isi berita. Tak jarang media juga digunakan sebagai alat propaganda serta alat monopoli yang paling bisa diandalkan. Perlakuan pemerintah yang keras terhadap pers yang tidak patuh juga menjadi indikasi jika sistem pers di negara ini adalah otoritarian.

”XL

Admin